Kamis, 23 Juni 2016

Jambu air madu deli hujau

      DHELTA JUAL BIBIT BUAH

jambu madu deli hijau

                Jambu Air Madu Deli Hijau merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar, karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi yaitu berkisaran antara Rp.30.000,- - Rp.40.000,- /kg. Sehingga sangat layak untuk dikembangkan sebagai kebun usaha, karena Jambu Air Deli Hijau rasanya manis,keras,renyah, dan tingkat produksi buahnya tinggi.

Di Kabupaten Langkat pengembangan Jambu Air Deli Hijau hanya menggunakan Polybag dan pot plastik besar sebagai sarana media, sehingga banyak masyarakat/petani mengembangkan baik skala intensif maupun tradisional dan sebagai tanaman pengisi pekarangan yang mempunyai nilai ekonomis, karena mampu memproduksi permusim 10 – 15 kg/pohon. Jumlah tanaman Jambu Air Madu Deli Hijau di Kabupaten Langkat yang sudah menghasilkan sekitar 23.200  batang dan yang belum menghasilkan sekitar  ± 45.000 batang. Sementara pengembangan di Kabupaten Langkat terdapat di beberapa Kecamatan Stabat, Wampu, Hinai, Tanjung Pura, Secanggang dan Binjai.

BUDIDAYA JAMBU AIR DELI HIJAU

1.       WADAH

Pilybag atau Pot menjadi salah satu hal utama yang perlu diperhatikan karean menjadi media perumbuhan tanaman. Pada prinsipnya, mengacu pada morfologi, ukuran dan syarat tumbuh tanaman, Pilybag atau pot untuk penanaman jambu air deli hijau adalah yang berukuran minimal 60 x 70 cm atau 60 x 60 cm untuk bentuk lingkaran atau persegi, diameter bagian atasnya adalah 60 cm atau 70 cm. Pilybag atau Pot yang digunakan harus tahan minimal 3 – 4 tahun.

2.       MEDIA TANAM

Media tanam yang baik untuk jambu air deli hijau dalam Pilybag atau Pot adalah yang banyak mengandung bahan organic. Tanah atau kompos yang digunakan adalah bahan yang steril yang bebas dari cendawan maupun OPT lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman nantinya. Diusahakan pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang sudah matang atau sudah dipermentasi minimal 1 (satu) bulan dan berasal dari kotoran hewan yang memakan rumput seperti Kotoran Kambing, Lembu dsbnya tapi ini untuk masa pertumbuhan (Vegetatif) selama 6 (Enam) bulan kedepan, dan setelah memasuki usia ± 7-8 Bulan baru menggunakan Pupuk dari Kotoran Unggas dengan interval pemupukan 1-2 bulan sekali  karena akan berpengaruh terhadap rasa buah.

a.       Komposisi Media Tanam Awal (Vegetatif)

1). Tanah Subur                                                                       40 %

2). Kompos                                                                                25 %

3). Kotoran Lembu atau Kambing, dsb                           25 %

4). Sekam Padi                                                                         10 %

NB. Dianjurkan Kompos dari Batang Sawit dan ditambahkan EM 4 dan sejenisnya serta penambahan pupuk kandang atau kompos 1 Kg/Perbulan sampai Usia 6 (enam) bulan

      

b.      Penambahan Komposisi Menjelang Generatif (usia ± 7-8 Bulan)

1). Pupuk Unggas (Kotoran Ayam, Burung Puyuh) 1-2 Kg/Pohon

2). Interval Pemupukan 1 atau 2 Bulan Sekali Melihat Situasi                                              

3.       JARAK TANAM

Jarak tanam pada budidaya jambu air deli hijau dengan sistem tabulampot adalah 2 x 3 m atau 3 x 3 m. Jarak tanam tersebut sudah sesuai dengan morfologi tajuk jambu air deli hijau.

Jarak tanam yang relative  rapat juga menjadi kelebihan tersendiri pada budidaya jambu air deli hijau karena dalam satu satuan luas dapat ditanamai banyak tanaman jambu air deli hijau.

4.       PENYIRAMAN

Penanaman bibit pada musim hujan dapat membantu mengurangi penyiraman, mengurangi kematian bibit yang tinggi, menjaga kelembapan tanah serta suhu disekitarnya. Dua cara yang biasa dilakukan untuk penyiraman yaitu sistem penyiraman tetes dan menyiram secara manual (tangan). Penggunaan sistem pengairan tetes memerlukan jumlah air yang mencukupi sekurang – kurangnya 3-4 liter sehari untuk masa pertumbuhan (Vegetatif), dan ketika masa pembuahan penyiraman Air memerlukan sekurang-kurangnya 6 Liter/hari. Penyiram air secara manual dapat dipratekkan dengan tong penyiram air. Sekiranya pohon jambu ditanam berdekatan dengan sumber air,  penggunaan air pipa dapat membantu menyiram Pohon dengan cepat dan sempurna. Pada kebiasaanya selang yang panjang dan fleksibel boleh digunakan untuk menyiram bibit.  Penyiraman dilakukan pagi dan sore.

NB. Sebaiknya Penyiraman dimulai dilakukan pada pagi hari pukul. 09.00 – Selesai dan Sore hari dimulai dari 14.30 –Selesai (Situasi masih panas)

5.       PERAWATAN

Pemupukan dan pengendali hama menjadi hal utama yang harus diperhatikan dalam perawatan jambu air deli hijau. Pada umur 1 – 6 bulan pertama tanaman membutuhkan unsur N untuk membentuk cabang produktif dan cabang yang kokoh. Untuk itu perlu tambahan pupuk nitrogen yang lebih banyak pada umur 1 – 6 bulan tersebut. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemupukan vegetatif (pertumbuhan) dan Pemupukan Menjelang Pembuahan (Generatif).

a.       Masa Pertumbuhan (Vegetatif)

Pupuk NPK 15:15:15              ± 15 gram/Pohon  interval pemupukan  1 x Seminggu

Pupuk Cantik                            ± 15 gram/pohon  interval pemupukan  1 x dalam 2 Minggu

b.      Masa Pembuahan (Generatif)

Pupuk NPK 16:16:16 + Unsur TE .    ± 25 gram/Pohon  interval pemupukan  1 x Seminggu

NB. Perlunya Penggunaan pupuk organik, karena dapat membantu menyuburkan tanah, memperbaiki tekstur dan struktur tanah, menambah/menggantikan zat makanan yang hilang dan menyimpan air. Kadar pupuk tergantung pada umur tanaman dan kesuburan tanah.

Untuk pengendalian OPT atau Hama Tanaman, diakukan penyemprotan 10 hari Sekali atau selambat-lambatnya ½ bulan sekali  pada musim kemarau.  Pada Musim hujan 1 X Seminggu. Beberapa OPT atau Hama yang sering menyerang jambu deli hijau adalah ulat, lalat buah, kutu dan jamur. Hama utama yang biasa menyerang jambu air adalah :

a.       Lalat buah menyerang pada peringkat buah mulai putik larvanya mengorek dan merusak isi buah. Digalakkannya menggunakan lalat buah jantan untuk mengumpan dengan menggunakan methyl eugonal. Selain itu balut putik buah dengan mengguankan kantong kertas atau plastik. Sekiranya buah telah diserang, maka buah tersebut dikutip atau dipetik buah – buah yang busuk/terkena serangan dan kemudian ditanam.

b.      Ulat Pemakan Daun.

Serangga yang biasa dilihat pada daun yang belum terbuka dan merusak daun dan pucuk muda. Semprot racun serangga menggukan racun serangga cypermetrin dan permethrin atau sejenisnya.

6.       PEMANGKASAN

Pemangkasan perlu dilakukan pada pokok jambu pada peringkat awal pertumbuhan bertujuan untuk membentuk pembesaran pokok, memperbaiki sistem pengudaraan pokok, mengawal serangan hama serta memudahkan kerja. Dalam sistem pemangkasan ini, pokok dibentuk dari awal pertumbuhan sampai menjelang usia memasuki generatif, supaya pokok menjadi rindang dan mudah untuk dibentuk. Pemangkasan pembentukan pokok kecil dilakukan dengan membiarkan 2 – 3 dahan utama untuk mewujudkan ranting pembungaan dan pembuahan.

7.       PASCA PANEN

Untuk menghasil buah jambu berkualitas super maka perencanaa sejak awal berbunga harus sudah diprogram mulai dari penjarangan buah pemilihan bakal buah, sampai kepada pembungkusan buah. Pemanenan yang terencana bertujuan untuk mendapatkan buah yang  maksimal dan tingkat kematangan yang diinginkan konsumen sehingga sesuai dengan permintaan pasar. Panen dilakukan pada saat buah benar – benar matang pohon. Buah yang biasa dipanen menunjukkan tanda hijau kemerahan dengan bulu yang sudah menghitam. Panen dilakukan dengan hati – hati satu demi satu dan ditempatkan pada keranjang panen yang sudah di lapisi kertas.
    Selamat mencoba semoga sukses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar