AGAR TANAMAN CEPAT BERBUAH
MERANGSANG POHON DURIAN PAKAI PUPUK NONGFENG DURIAN
1. Pemangkasan
Pemangkasan ini mutlak diperlukan, agar pohon cepat berbuah. Pohon yang tidak pernah dipangkas, pertumbuhan cabang dan tajuknya akan kurang teratur, saling berhimpitan, sehingga tidak bisa berfotosintesis dengan sempurna.
Pemangkasan ringan dengan menghilangkan ranting dan daun yang tidak produktif, tunas air, dan bagian tanaman yang rusak bisa menyehatkan tanaman. Matahari jadi bisa lebih leluasa menyinari seluruh pohon. Selain itu, sirkulasi udara pun bisa merata ke seluruh bagian tanaman. Dengan demikian, daun menjadi lebih produktif dalam menghasilkan karbohidrat, yang tersimpan sebagai cadangan dalam jaringan itulah nantinya yang akan mendorong tanaman untuk segera berbuah.
2. Pelengkungan dahan atau cabang
Dahan atau cabang yang tumbuh tegak lurus sulit menumbuhkan bunga. Oleh karena itu, dahan ini harus dihambat pertumbuhan vegetatifnya dengan melengkungkannya sehingga posisinya mendatar. Caranya, dahan atau cabang ditarik ke bawah menggunakan tali yang diikatkan pada pasak. Kalau posisi dahan menegak, maka hormon auksinlah yang berperan, sehingga tanaman lebih terangsang untuk menumbuhkan tunas-tunas baru. Sebaliknya kalau dahan tadi telah ditarik sampai posisinya mendatar, maka etilen akan mempengaruhi tanaman agar segera membutuhkan bunga.
Pelengkungan dahan pada apel, anggur dan jambu biji bisa menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman tapi sekaligus juga merangsang pertumbuhan generatifnya. Biasanya, pelengkungan itu disertai dengan perompesan daun, untuk menumbuhkan tunas-tunas baru. Uniknya, beberapa lama kemudian tunas bunga akan turut muncul bersamaan dengan munculnya pucuk daun muda.
Pelengkungan dahan itu membuat pertumbuhan tunas terhambat. Sebaliknya, dengan pelengkungan itu proses asimilasi justru menjadi lebih besar, sehingga produksi karbohidrat dalam daun meningkat. Sementara itu, karena dahannya dilengkungkan, maka penyaluran karbohidrat menjadi tertahan. Akibatnya, karbohidrat banyak menumpuk di bagian-bagian batang yang bakal menumbuhkan tunas bunga.
3. Pelukaan batang/dahan
Pelukaan dengan mencacah kulit batang, mengerat kulit batang atau dahan secara melingkar, mengerok kulit batang, meliliti batang atau dahan dengan tali plastik atau kawat, dapat merangsang tanaman agar mau segera berbuah. Dengan memutuskan jaringan phloem di kulit batang itu, aliran karbohidrat dari tajuk pohon ke bagian perakaran terhenti. Dengan begitu, karbohidrat akan terkumpul di bagian tajuk pohon, sehingga pohon terangsang untuk berbunga.
Sayangnya, pelukaan batang ini kecil sekali pengaruhnya terhadap produktivitas buah. Pelukaan itu mengakibatkan pasokan makanan dari tanah menjadi terbatas, sehingga pertumbuhan tunas dan daun melemah. Padahal, daun merupakan pusat karbohidrat. Dengan terbatasnya karbohidrat ini, maka akan terbatas pula produksi buahnya.
4. Pengairan
Pengairan bisa memacu pembentukan buah. Tanaman yang akarnya dangkal, seperti jeruk, belimbing, dan apel, membutuhkan penggenangan air pada musim kemarau. Penggenangan pada musim kemarau ini bisa merangsang tanaman jeruk memunculkan tunas-tunas bunganya. Sebaliknya, pada musim hujan, justru memerlukan saluran pembuangan air. Pembatasan air tanah dengan pembuatan saluran khusus, akan menghambat penyerapan N oleh akar. Dampaknya, pertumbuhan ranting dan daunnya terhenti, sementara itu produksi karbohidrat oleh daun yang masih terus berjalan, disimpan sebagai cadangan makanan untuk pembentukan buah.
5. Pemupukan
Pupuk daun berkadar P tinggi bisa merangsang tanaman agar segera berbuah. Unsur fosfor di dalamnya bermanfaat mengurangi pertumbuhan vegetatif dan merangsang munculnya bunga.
Pupuk daun berkadar P tinggi ini disemprotkan ke permukaan bawah daun. Cara pemakaiannya sesuai dengan anjuran yang tertulis pada label kemasan. Saat menyemprotkan yang baik adalah pada pagi hari sampai pukul 09.00 atau sore hari pukul 16.00 sampai petang. Kalau penyemprotan dilakukan pada saat matahari terik, larutan pupuk akan cepat menguap dan mengering lalu butiran-butirannya melekat pada daun. Karena butiran itu bersifat higroskopis, cairan daun akan dihisapnya. Akibatnya, daun akan mengering lalu “terbakar”. Sebaliknya, penyemprotan juga tidak dilakukan jika hari menjelang hujan, agar pupuk tidak larut terguyur air hujan. Penyemprotan itu diulang setiap 7-10 hari sekali.
6. Pemberian hormon
Hormon tanaman, atau disebut juga zat pengatur tumbuh (ZPT), merupakan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi fungsi jaringan tanaman. Hormon bukan zat hara, tetapi ia bisa meningkatkan efisiensi penggunaan zat hara oleh tanaman. Hormon tanaman seperti auksin, etilen, dan giberelin itu sebenarnya sudah diproduksi sendiri oleh tanaman. Akan tetapi kini, sintetisnya justru sudah banyak diproduksi dan dijual di pasaran.
Beberapa merek hormon buatan yang bisa dimanfaatkan untuk merangsang tanaman agar segera berbuah adalah pakai pupuk NONGFENG Penggunaannya harus sedikit sesuai dengan petunjuk dalam kemasan. Penyiramannya dilakukan pada saat cuaca cerah dan udara tidak lembab lagi.
Pembuatan hormon buatan ini harus diimbangi dengan pemberian pupuk NPK yang cukup. Tanaman yang akan dirangsang pembungaannya harus dalam kondisi sehat, sudah cukup dewasa, dan baik tertumbuhan vegetatifnya.
Pemilihan bibit yang unggul, kondisi lingkungan yang cocok, dan perawatan tanaman yang baik membantu tanaman untuk segera berbuah. Kemampuan membaca kondisi tanaman sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat nilai C/N ratio dalam tanaman. Dengan begitu, bisa segera diupayakan pencapaian kondisi CCC/NN, sehingga tanaman bisa segera berbuah secara maksimal dengan mutu yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar