Jeruk dekopon memiliki tekstur lebih besar jika dibandingkan dengan jeruk lokal. Kulitnya pun lebih tebal, dagingnya tidak memiliki biji, dan bentuknya selintas mirip buah pir.
Salah seorang petani yang mengembangkan jeruk dekopon adalah Hendi Rustandi. Ia mengaku mulai menanam jeruk tersebut sejak tahun lalu. Di atas kebun seluas 500 meter persegi, Hendi dengan telaten menanam jeruk tersebut setiap hari.
Dalam sekali panen setiap dua minggu, Petani pembudi daya jeruk ini bpk Hendi mengungkapkan dirinya bisa mendapat 1,5 kuintal. Soal kelebihan jeruk yang ditanamnya, ia menyatakan jeruk asal negeri Sakura itu lebih kaya vitamin C. Bentuknya pun lebih besar dan rasanya lebih segar. Di dalam jeruknya juga tidak ada biji. Rasanya lebih segar,”
Dengan perawatan yang cenderung mudah dan minim biaya, jeruk dekopon memang dapat menjadi primadona baru bagi dunia pertanian Indonesia.
Di negeri asalnya sendiri jeruk dekopon tergolong buah yang cukup mahal. Harganya berkisar 800 yen atau sekitar 80.000 Rupiah per buah.
Dengan produktivitas per pohon mencapai 15-25 kilogram, jeruk dekopon merupakan potensi yang dapat terus dikembangkan agar lebih maksimal.
para petani mengembangkan jeruk dekopon layak disebut petani teladan. Dengan segenap inovasi, kreativitas, dan kerja kerasnya, mereka telah merintis langkah awal yang baik bagi dunia pertanian Indonesia.
selamat mencoba yaa berkebun buah itu menghasilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar