Kacang amazon yang mempunyai nama latin Bunchosia argentea merupakan tanaman langka di Indonesia, karena memang tanaman ini aslinya berasal dari Amerika Selatan. Meskipun berasal dari Amerika Selatan, tanaman ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya, dengan syarat tanaman ini ditanam pada ketinggian 100 hingga 2600 meter di atas permukaan laut. Tanaman kacang amazon jika dilhat secara sekilas mirip dengan melinjo, tanaman asli Indonesia yang biasanya dibuat emping atau menjadi campuran sayur asam. Tapi jika diperhatikan, tanaman ini tentu saja memiliki susunan daun, batang dan buah yang berbeda. Biasanya warna daun berbeda dari ujung tangkai hingga pangkalnya. Namun berdasarkan hasil pengamatan, semua daun kacang amozon dari ujung hingga pangkal berwarna sama, yaitu hijau sedang. Bentuk daun berberbentuk oval dan terlihat tebal, dengan tulang daun berbentuk menyirip, serta sisi daun bergelombang. Tentu saja ciri-ciri daun seperti ini berbeda dengan melinjo yang berdaun tipis dan berbeda warna dari pangkal hingga ujung tangkai. Namun daun tidak terlihat lebat. Bunchosia argentina termasuk tumbuhan berkayu karena memiliki kayu, namun batang tidak tumbuh membesar dan tumbuhan ini bisa hidup dengan mencapai ketinggian 5 hingga 20 meter. Buah kacang amazon yang masih mentah berwarna hijau, lalu mendekati matang berwarna oranye, dan saat matang berwarna merah. Perpaduan warna ini menjadikan tanaman ini menjadi indah dipandang mata. Buah yang sudah matang terasa lembek. Mungkin karena lembek seperti mentega tanaman ini di luar negeri disebut peanut butter fruit. Walaupun buah tidak mengeluarkan wangi yang harum, namun buah yang sudah matang dan sekaligus bijinya bisa dimakan. Tumbuhan kacang amazon yang dikembang biakan dengan stek maupun cangkok selain dapat dimakan daging buah dan bjinya juga dapat dijadikan tanaman yang bisa memperhias pekarangan, karena buahnya yang indah ber warna-warni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar